KhutbahIdul Fitri 1429 H: Kembali Ke Fitrah: Titik Tolak Menuju Masyarakat Madani. DR. Lahir di Madura,15 Februari 1967. Setelah tamat Pondok Pesantren Al Amien, belajar di International Islamic University Islamabad IIUI dari S1 sampai S3 jurusan Tafsir Al Quran. Pernah beberapa tahun menjadi dosen tafsir di IIUI.
Uploaded byGhanie Abdillah 0% found this document useful 0 votes12 views3 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes12 views3 pagesKhutbah Idul Fitri Madura MarehUploaded byGhanie Abdillah Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
SEPUTARSURABAYA - Seluruh umat mulsim di Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, yang bertepatan pada Minggu (10/7). Hkum Salat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah, yakni sunah yang sangat dianjurkan dan mengikat. Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk mendengarkan Khutbah yang akan disampaikan.
Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada kita untuk mengingat kembali perihal pentingnya belajar mensyukuri segala nikmat. Dengan ini diharapkan, kita dapat menjadi hamba yang lapang dada, pandai bersyukur, dan tahu berterima kasih kepada orang lain. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كُلّمَا هَلَّ هِلَالٌ وَأَبْدَرَ. اَللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلْعِبَادِ يَوْمَ عِيْدٍ يَعُوْدُ عَلَيْهِمْ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ وَ يَتَكَرَّرُ. وَجَعَلَ لَهُمْ صَوْمَ رَمَضَانَ وَأَفْطَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْأَكْبَرُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الشَّافِعِ فِي الْمَحْشَرِ, وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَطْهَارِ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْ مَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَّرَ Jamaah yang dimuliakan Allah swt, Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman, islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Idul Fitri pada pagi hari ini. Shalawat dan salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, dan sahabatnya. Semoga, kita semua selaku umatnya mendapatkan berkahnya. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah swt, Hari ini merupakan hari yang mulia. Puncak dari puasa selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan adalah Idul Fitri, hari raya. Semua kita wajib merayakan hari ini. Saking wajibnya, kita dilarang berpuasa di hari khusus ini. Kita sebelumnya juga diwajibkan menunaikan zakat fitrah kepada orang-orang fakir miskin di antara kita. Tidak lain supaya mereka juga dapat merasakan hari raya Idul Fitri dan menikmatinya. Kita juga dianjurkan untuk mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri hingga shalat Ied berlangsung. Ini sebagaimana digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185 berikut. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Artinya, “Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” Dalam kitab Tafsir Al-Bahrul Muhith, Tafsir Fathur Rahman fi Tafsiril Qur’an, Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an, dan Tafsir al-Qur’an al-Azhim, disebutkan bahwa takbir yang dimaksud pada ayat tersebut adalah takbir yang disunnahkan pada Idul Fitri, sebagaimana diyakini para ulama. Jamaah yang dimuliakan Allah swt, Melafalkan takbir dengan begitu lantang, harus diiringi dengan wujud penghambaan, bahwa Allah-lah yang Mahabesar, kita kecil sekecil-kecilnya, kerdil sekerdil-kerdilnya. Besar kecil bukan semata fisik, kita ukurannya yang kurang dari dua meter, lebar tak lebih dari semeter. Lebih dari itu, kita adalah kecil sebagai makhluk, kecil jiwanya, kecil otaknya, kecil segala-galanya. Dalam arti lain, kita adalah makhluk yang serba terbatas karena saking kecilnya. Dengan merasa diri, bahwa kita ini kecil, wujud penghambaan kita kepada Allah yang Mahabesar sebagaimana dilafalkan kita dalam takbir, tentu akan terus bertumbuh. Allahu Akbar, Allah betul-betul dan satu-satunya Zat Yang Mahabesar. Sementara yang lain, apalagi diri ini, kecil. Maka, sudah sepatutnya, kita menyembah-Nya, mengikuti aturan yang telah ditetapkan-Nya. Jamaah yang berbahagia, Takbir tersebut sebagai bentuk pengagungan kita atas apa yang telah Allah swt hidayahkan kepada kita, apa yang telah Allah swt berikan petunjuk kepada kita. Dan karenanya, kita harus bersyukur. Sebab, tujuan kita merayakan hari raya Idul Fitri ini tidak lain adalah mensyukuri nikmat Allah swt yang tak terbilang itu, khususnya nikmat berupa hidayah iman dan Islam, nikmat kita dapat melaksanakan ketaatan. Sebab, sebagaimana hakikatnya Idul Fitri, kita dikembalikan kepada ke-fitri-an. Fitri berarti kesucian, asal mula kejadian, ataupun agama Islam itu sendiri. Dalam arti, kita kembali kepada agama Islam, kita kembali suci, kita kembali menjadi orang yang bersih tanpa noda-noda dosa. ما من مولود الا يولد على الفطرة وفي رواية على الملة فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه Artinya, “Tidak sekali setiap manusia yang dilahirkan terlahir dalam keadaan suci fitrah atau dalam riwayat lain dalam beragama Islam. Orang tuanyalah yang membuatnya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.” Jamaah kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah swt, Saban malam di bulan Ramadhan, ada satu juta orang yang dibebaskan api neraka. Di akhir Ramadhan, ada puluhan juta orang lagi yang dibebaskan dari api neraka. Puncaknya adalah pada hari ini, hari raya Idul Fitri. Siapa yang dibebaskan dari api neraka pada hari tersebut, maka baginya kembali ke fitri. Namun, bagi yang tidak, maka itu merupakan bencana dan ancaman berbahaya. Ini juga menjadi hal lain yang patut kita syukuri lagi. Semoga kita menjadi bagian dari jutaan orang itu, orang-orang yang dibebaskan dari api neraka. Jamaah yang berbahagia, Bersyukur bukan sekadar melafalkan kalimat hamdalah, alhamdu lillah. Lebih dari itu, bersyukur berarti melanjutkan ketaatan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan di bulan-bulan berikutnya. Kita telah melaksanakan shalat tarawih dan witir, hal ini perlu dilanjutkan setelah Isya di hari-hari berikutnya. Tidak ada tarawih, witir tetap disunnahkan. Kita yang telah bisa meningkatkan tadarus Al-Qur’an. Ada yang sudah sekali khatam dalam satu bulan Ramadhan. Ada yang sudah dua, tiga, atau bahkan berkali-kali khatam, perlu diteruskan. Selain terus memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar semakin enak didengar dan sesuai dengan kaidah tajwid, kita juga perlu memperdalam wawasan pengetahuan kita mengenai Al-Qur’an itu, mendalami makna-makna yang dikandungnya. Hal ini agar dapat membentuk perilaku kita lebih baik ke depannya. Sebab, sebagaimana disebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa syukur berarti menggunakan kenikmatan sesuai tujuan penciptaannya. Lisan melafalkan hamdalah, hati menyengaja berlaku baik dan menyembunyikannya, dan anggota tubuh lainnya memaksimalkan nikmat-nikmat yang telah Allah swt berikan untuk menjalankan ketaatan, serta takut untuk menggunakan kenikmatan tersebut dalam kemaksiatan. Jamaah yang berbahagia, Puasa juga mengajarkan kita untuk berempati dan simpati kepada saudara-saudara kita yang fakir dan miskin. Tak ayal, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Tentu yang diharapkan tidak selesai di sana, melainkan empati, simpati, dan perhatian kita kepada sesama senantiasa dijaga. Begitulah hakikat kita beridul fitri. Idul fitri bukanlah akhir dari Ramadhan. Idul Fitri justru menjadi momentum pelanjut dari kebaikan-kebaikan yang telah kita torehkan selama bulan Ramadhan. Urusan kita dengan Allah swt memang sudah diampuni. Tetapi hubungan dengan sesama manusia, harus tetap dijaga dengan baik. Karenanya, kita harus memohon dan membuka pintu maaf selebar-lebarnya dengan keluarga, saudara, kerabat, tetangga, dan handai taulan yang kita kenal. Oleh karena itu, jamaah shalat Idul Fitri sekalian, mari kita teruskan perjuangan kebaikan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan. Kelanjutan itu tidak lain sebagai bentuk rasa syukur kita telah diberikan hidayah dan kemampuan untuk terus menaati perintah-perintah Allah swt. Dengan begitu, tujuan puasa kita semua, yakni agar bertakwa, insya Allah dapat terwujud, jika amalan-amalan baik tersebut dapat kita lanjutkan tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun, selama nafas masih dikandung badan. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ. Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعَادَ الْاَعْيَادَ وَكَرَّرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْأَكْبَرُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الشَّافِعِ فِي الْمَحْشَرِ, وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَطْهَرِ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ صَاحِبِ الْوَجْهِ الْاَنْوَرِ وَ عَلٰى أٰلِهِ وَارْضَ اَللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْاِسْلَامَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلَاةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ. Ustadz Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren
Beritadan foto terbaru Khutbah Idul Fitri - Tata Cara dan Niat Shalat Ied di Rumah, Ada Naskah Khutbah Singkat untuk Shalat Idul Fitri 1442 H Jumat, 25 Maret 2022 Cari
Khutbah ini mengingatkan kita bahwa Idul Fitri yang selalu disebut sebagai hari kemenangan bukan saja karena kita telah melewati satu bulan berpuasa, tetapi karena seharusnya kita telah mencapai kematangan spiritual dan sosial. Khutbah Idul Fitri kali ini berjudul “Khutbah Idul Fitri Memaknai Hari Kemenangan yang Sesungguhnya". Untuk mengunduh dan mencetak naskah khutbah Idul Fitri ini silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِي الْمَحْشَرْ. نَبِيٌّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Alhamdulillah, pada hari ini kita telah merampungkan ibadah rukun Islam yang keempat, yaitu satu bulan berpuasa berikut rangkaian ibadah-ibadah sunah di dalamnya. Lalu, setelah kita meraih momen kemenangan ini, apa yang harus kita perbuat? Apakah berbangga diri dengan pencapaian spiritual yang telah dicapai? Atau merayakannya dengan penuh suka cita? Atau apa? Idul Fitri bukan seperti turnamen sepak bola atau kompetisi lomba yang kemenangannya harus dirayakan dengan euforia dan penuh kebanggaan. Kemenangan Idul Fitri adalah ketika kita berhasil meraih kematangan spiritual dan sosial setelah satu bulan penuh digembleng dan dididik di madrasah Ramadhan. Secara spiritual, selama Ramadhan umat Muslim telah melakukan serangkaian ibadah. Mulai dari puasanya sendiri maupun ibadah-ibadah sunnah di dalamnya seperti shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, beri’tikaf di masjid, dan sebagainya. Sudah seharusnya jika melalui bulan suci ini dengan maksimal dan melaksanakan beragam amalan di dalamnya, kita akan merasakan sentuhan dan pencapaian spiritual setelah bulan suci ini berlalu. Terkait puasanya sendiri, Allah swt menegaskan يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS Al-Baqarah 183. Coba kita cermati ayat ini. Allah swt menyampaikan bahwa tujuan melaksanakan puasa adalah untuk melahirkan hamba-hamba yang takwa, yaitu orang yang mematuhi segala bentuk perintah agama dan menjauhi semua larangannya. Itu baru dengan puasanya saja, bagaimana jika kita mengamalkan beragam ibadah sunnah di dalamnya? Tentu kita akan menyentuh titik kematangan spiritual yang matang. Inilah yang dimaksud dengan sebuah pencapaian spiritual. اللهُ أَكْبَرُ ٣×، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Lalu, apakah jika kita sudah melakukan banyak ibadah selama Ramadhan sudah selesai begitu saja? Tidak, kita harus menanamkan prinsip khauf dan rajā’. Khauf adalah kekhawatiran apakah ibadah kita diterima oleh Allah swt atau tidak, sehingga kita tidak terlalu puas dan berbangga diri dengan pencapaian ibadah yang telah dilakukan. Sementara rajā’ adalah sikap optimisme bahwa Allah dengan sifat kasih sayang-Nya pasti mau menerima amal ibadah yang kita lakukan. Saat Ramadhan berlalu, kita pun harus menerapkan dua sikap ini secara proporsional atau berimbang. Orang yang ibadahnya tidak didasari sifat khauf akan terlalu percaya diri dengan ibadah yang telah dilakukannya sehingga dikhawatirkan merasa cukup dengan amal yang telah dilakukan. Sementara sifat rajā’ diperlukan agar kita tidak putus asa kepada Allah swt. Sifat raja’ ini dilakukan dengan rasa optimis bahwa Allah menerima ibadah yang telah kita perbuat. Sebab, Allah sesuai perasangka hamba-Nya. Imam Al-Ghazali dalam Iḥya’ Ulūmiddīn menyampaikan أَنْ يَكُوْنَ قَلْبُهُ بَعْدَ الإِفْطَارِ مُعَلَّقاً مُضْطَرِبًا بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ إِذْ لَيْسَ يَدْرِي أَيُقْبَلُ صَوْمُهُ فَهُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ أَوْ يُرَدُّ عَلَيْهِ فَهُوَ مِنَ الْمَمْقُوتِينَ وَلْيَكُنْ كَذَلِكَ فِي آخِرِ كُلِّ عِبَادَةٍ يَفْرَغُ Artinya, “Setiap selesai berbuka puasa, seyogyanya kita merasa khawatir sekaligus menaruh harap kepada Allah. Khawatir jangan-jangan ibadah kita tidak diterima, juga berharap bahwa Allah menerimanya. Sebab, kita tidak tahu apakah puasa kita diterima sehingga termasuk hamba yang dekat di sisi Allah, atau sebaliknya ditolak sehingga kita termasuk hamba yang mendapat murka-Nya. Sikap seperti ini harus diterapkan setiap selesai melakukan ibadah apapun.” Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [2016], juz I, halaman 319. Imam Al-Ghazali berpesan agar setiap selesai berbuka puasa kita menerapkan sikap khauf dan rajā’ terhadap puasa yang sudah kita laksanakan. Untuk satu ibadah berupa puasa saja perlu ditanamkan prinsip ini apalagi setelah selesai selesai satu bulan dengan segala amalan sunah di dalamnya. Bayangkan, orang yang sudah beribadah maksimal saja tidak boleh berbangga diri dan terlalu percaya diri dengan amalnya, apalagi mereka yang ibadahnya biasa-biasa saja. اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Puasa tidak saja ibadah yang memiliki spiritual, tetapi juga ritual keagamaan yang mendidik kepekaan sosial pengamalnya. Saat kita berpuasa, sebagaimana ditegaskan Syekh Izzuddin bin Abdissalam, sejatinya kita sedang digembleng agar memiliki rasa empati tinggi. Sebab, orang yang berpuasa akan merasakan betapa payahnya menahan lapar dan haus selama kurang lebih tiga belas jam dalam kurun waktu satu bulan. Dengan pengalaman demikian kita akan sadar bahwa seperti inilah nasib saudara-saudara kita yang hidupnya berkekurangan yang untuk mencari sesuap nasi saja harus memeras keringat di bawah sengatan terik matahari. Barangkali lapar dan haus kita akan berakhir di waktu magrib, tetapi saudara kita yang hidup dengan ekonomi sangat rendah boleh jadi merasakan lapar sepanjang hayat masih dikandung badan, bahkan untuk makan esok harinya saja masih bingung harus mencari kemana lagi. Saat Idul Fitri sudah tiba, sudah seharusnya kita mencapai titik empati sedemikian rupa karena sudah melalui hari-hari berpuasa selama satu bulan. Namun sayang, kadang kita sendiri justru terlalu larut dalam kegembiraan yang kita sebut sebagai hari kemenangan’. Berasyik-ria menerima THR, memakai baju baru, menikmati hidangan spesial Idul Fitri, berkumpul dengan sanak saudara yang masih utuh, dan sejumlah momen keceriaan lainnya. Namun, kita lupa bahwa di hari kemenangan ini boleh jadi masih ada saudara yang jangankan menerima THR, pekerjaan dengan gajih tetap saja tidak punya. Jangankan menikmati hidangan ketupat dan sedap opor ayam, untuk makan sehari-hari saja masih harus mengetuk pintu dari satu tetangga ke tetangga yang lain. Juga mereka yang sudah tidak memiliki keluarga karena tertimpa bencana, umpamanya. Jangankan berkumpul dengan keluarga lengkap, sosok ibu dan ayahnya saja telah tiada. Mari kita renungi kembali pada momen suci ini. Sudahkah kita merasakan hari kemenangan dengan meraih nilai-nilai kemenangan yang seharusnya? Kemenangan yang bukan karena kita telah finish melewati jalan terjal Ramadhan, tetapi kemenangan sesungguhnya yang tidak saja berupa kematangan spiritual, melainkan juga pencapaian kepekaan sosial yang seharusnya diraih. اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Puasa sendiri sejatinya representasi dari sejumlah ibadah yang ada. Sebab, sebagaimana puasa, ibadah-ibadah lain juga memiliki semangat spiritual dan sosial yang harus kita raih kedua-duanya. Sibuk mencari pencapaian spiritual saja tapi mengabaikan aspek sosialnya hanya akan membuat kita buta terhadap lingkungan kita hidup. Sebaliknya, terlalu sibuk dengan aspek sosial tapi mengabaikan sisi ritualnya hanya akan membuat kita jauh dari Allah swt. Dalam satu hadits diriwayatkan عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، فُلَانَةُ تَصُومُ النهار ، وتقوم اللَّيْلَ ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا . قَالَ هِيَ فِي النَّارِ . قَالُوا فُلَانَةُ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَاتِ ، وَتَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ ، وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا ؟ قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, Sekalompok sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan ahli puasa dan ahli ibadah malam, tapi dia masih suka menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?’ Rasul menjawab, Dia akan masuk neraka.’ Mereka bertanya lagi, Ada pula seorang perempuan yang hanya menunaikan shalat lima waktu, bersedekah dengan sepotong keju, dan tidak menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?’ Rasul menjawab, Dia akan masuk surga.’” HR Al-Hakim. Dari hadits ini dapat dipahami bahwa shalat yang merupakan tiang agama saja tidak menjamin kita masuk surga jika kita masih berbuat buruk kepada sesama manusia. Demikianlah khutbah Idul Fitri yang khatib sampaikan. Semoga di momen kemenangan ini membuat kita merasakan kemenangan yang hakiki. Kemenangan yang tidak saja menandai kita telah merampungkan satu bulan berpuasa, tetapi juga telah mencapai kematangan spiritual dan sosial yang sesungguhnya. تقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ عِيْدِنَا، وَأَعِدْهُ عَلَينَا أَعْوَامًا عَدِيْدَةً أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنًا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ Khutbah II اللهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِقْرَارًا بِرُبُوْبِيَّتِهِ وَاِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَصَابِيْحِ الْغَرَرِ. مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ. مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ. وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَا ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ جَدِّ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ وَعَلَى أَلِهِ وِأَصْحَابِهِ خَيْرِ أَهْلِ الدَّارَيْنِ خُصُوْصًا عَلَى أَوَّلِ الرَّفِيْقِ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيْق. وَعَلَى الصَّادِقِ الْمَصْدُوْق سَيِّدِنَا أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ الْفَارُوْقِ. وَعَلَى زَوْجِ الْبِنْتَيْنِ سَيِّدِنَا عُثْمَانِ ذِيْ النُّوْرَيْنِ. وَعَلَى ابْنِ عَمِّهِ الْغَالِبِ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْن أَبِيْ طَالِب. وَعَلَى السِّتَّةِ الْبَاقِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى الشَّرِيْفَيْنِ سَيِّدَيْ شَبَابِ أَهْلِ الدَّارَيْنِ أَبِيْ مُحَمَّد الْحَسَنِ وَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ. وَعَلَى عَمَّيْهِ الْفَاضِلَيْنِ عَلَى النَّاسِ سَيِّدِنَا حَمْزَة وَسَيِّدِنَا الْعَبَّاسِ. وَعَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمَيْنَ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مََنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ اللّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ عَلَى الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Ustadz Muhamad Abror, penulis buku 'Ramadhan Terakhir', alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta.
Artinya Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia).Itulah (ketetapan) agama yang lurus. Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak semua bulan berkedudukan sama. Dalam Islam ada empat bulan utama di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan
Khutbah I اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أما بعد، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ، اُدْخُلُوْهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ الحجر ٤٥-٤٦ Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia, Walaupun saat ini kita dalam masa pandemi, namun alhamdulillah, pagi ini kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kebahagiaan. Meskipun saat ini kita dalam masa-masa yang sulit, tapi alhamdulillah, pagi ini kita masih diberi kekuatan untuk merayakan hari kemenangan yang penuh kebahagiaan. Semoga kita dianugerahi umur yang panjang sehingga dapat kembali menikmati kelezatan ibadah pada Ramadhan yang akan datang. Saudara-saudara yang berbahagia, Banyak sekali hikmah, pelajaran dan makna yang dapat kita petik dari mewabahnya Covid-19. Di antaranya, kita diingatkan untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi apa pun dan dalam kondisi bagaimana pun. Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan, kepenatan, kesusahan, dan kesedihan. Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di kehidupan akhirat. Mewabahnya virus ini juga mengingatkan bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Hanya dengan makhluk yang sangat kecil itu, banyak orang menjadi tak berdaya. Banyak orang jatuh sakit. Bahkan banyak orang meninggal dunia. Hal ini seakan mengikis habis kesombongan pada diri manusia. Manusia itu makhluk lemah yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak selayaknya ia menyombongkan dan membanggakan dirinya. Menyebarnya virus ini juga mengingatkan kita akan kematian. Manusia pasti akan mati. Manusia tidak selamanya hidup di dunia ini. Semuanya pasti akan berakhir dengan kematian. Tidak seorang pun dapat memajukan kematian atau memundurkannya barang sesaat pun. Kematian adalah pintu yang akan dimasuki oleh setiap insan. Ajal tidak akan meminta izin kepada orang muda yang sehat. Maut juga tidak akan permisi kepada orang tua yang sakit-sakitan. Maut akan menjemput seseorang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Virus ini adalah satu di antara sekian sebab kematian manusia. Menjalarnya virus ini juga mengingatkan kepada kita akan arti penting dari ilmu agama. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menggali hikmah dari suatu kejadian. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan dapat bersabar dan bersyukur sebagaimana mestinya. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menyikapi musibah sesuai tuntunan syariat Islam. Hadirin yang berbahagia, Kita bersyukur kepada Allah karena telah dianugerahi kekuatan untuk menuntaskan ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, seorang mukmin yang baik akan berharap-harap cemas. Berharap ibadahnya diterima oleh Allah. Dan cemas, jangan-jangan ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh-Nya. Harapan itu akan memotivasinya untuk terus melakukan ibadah sehingga ia bisa menghimpun bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran itu akan mendorongnya untuk terus beribadah, karena ia tidak tahu ibadah mana yang diterima oleh Allah ta’ala, apakah ibadah yang telah dikerjakan ataukah ibadah yang akan dilakukan. Saudara-saudara yang berbahagia, Setelah hak-hak Allah kita tunaikan selama Ramadhan melalui ibadah-ibadah yang kita lakukan, tibalah kini waktu untuk memenuhi hak-hak sesama hamba. Hari raya adalah salah satu momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahim dan memperkuat hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa. Musim pandemi janganlah menghalangi kita untuk bersilaturahim. Karena silaturahim bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jika tidak memungkinkan dengan bertemu fisik, maka bisa diganti dengan pertemuan secara daring. Silaturahim juga dapat dilakukan dengan saling bertegur sapa dan menanyakan kabar melalui sambungan telepon. Di musim pandemi covid-19 ini, kita memang dianjurkan untuk menjaga jarak fisik. Akan tetapi jarak sosial tidak boleh renggang. Jarak persaudaraan harus tetap dekat. Jembatan penghubung antar kerabat harus tetap dibentangkan. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam Shahih Ibn Hibbban dari hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu, ia berkata Wahai Rasulullah, beritahulah aku tentang sesuatu yang jika aku kerjakan, maka aku akan masuk surga. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda أَطْعِمِ الطَّعَامَ وَأَفْشِ السَّلامَ وَصِلِ الأَرْحَامَ وقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلِ الْـجَنَّةَ بِسَلاَمٍ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ Maknanya “Berikanlah makanan, sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim dan lakukan shalat malam ketika orang-orang tidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat” HR. Ibnu Hibban Hadirin yang berbahagia, Musim pandemi jangan sampai membuat kita memutus tali silaturahim. Jangan sampai keluarga dan kerabat kita, merasa kita tinggalkan dan kita abaikan. Walaupun di masa pandemi, kita tetap jaga hubungan baik dengan mereka. Kita jaga hubungan baik itu dengan cara membantu mereka di kala mereka butuh bantuan. Kita beri utang mereka jika butuh utangan. Kita kunjungi mereka jika memungkinkan. Jangan tunggu mereka berbuat baik kepada kita lalu kita balas kebaikan mereka. Jangan tunggu mereka mengunjungi kita lalu kita balas kunjungan mereka. Jangan tunggu mereka menyapa duluan lewat sambungan telepon baru kemudian kita balas menyapa. Kita dahului mereka dengan itu semua. Karena ini adalah kebaikan yang pahalanya besar. Jadilah orang yang pertama kali melakukannya. Kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Menyambung silaturahim adalah salah satu kewajiban dan memutus silaturahim termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَا يَدْخُلُ الْـجَنَّةَ قَاطِعٌ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ Maknanya “Tidak akan masuk surga bersama orang-orang yang lebih awal masuk surga orang yang memutus silaturahim HR. Al-Bukhari dan Muslim Hadirin yang berbahagia, Termasuk silaturahim adalah membantu kerabat kita ketika mereka dalam kondisi membutuhkan, terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini. Dalam hadits disebutkan مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلا كَسَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ مِنْ حُلَلِ الكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه Maknanya “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya karena musibah yang menimpanya, kecuali Allah akan mengenakan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan di hari kiamat” HR Ibnu Majah Janganlah kita menganggap silaturahim sebagai beban. Jangan pula berpikir bahwa silaturahim hanya akan menambah kesusahan yang sedang kita rasakan. Bahkan sebaliknya, hadirin sekalian, dengan sebab silaturahim itu Allah akan angkat kesusahan dari kita dan melapangkan rezeki kita. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ سَرَّهُ أنْ يَمُدَّ اللهُ في عُمُرِه وَيُوَسِّعَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ وَيَدْفَعَ عَنْهُ مِيْتَةَ السُّوْءِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ رَوَاهُ الْحَاكِمُ فِي الْمُسْتَدْرَكِ Maknanya “Barangsiapa menginginkan dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan diselamatkan dari kematian yang buruk oleh Allah, maka hendaklah ia sambung tali silaturahim dengan kerabatnya” HR Al-Hakim dalam al-Mustadrak Hadirin yang berbahagia, Kepada selain kerabat dan keluarga juga kita lakukan hal yang sama. Kita jadikan hari raya sebagai mementum untuk mempererat hubungan kita dengan tetangga, teman, kolega, dan seluruh lapisan masyarakat. Saling bermaaf-maafan harus menghiasi hari raya kita. Yang lalu biarlah berlalu. Kita maafkan kesalahan orang lain kepada kita. Kita adalah saudara-saudara sesama Islam. Kita adalah bersaudara sesama anak bangsa. Di akhirat kelak, janganlah kita termasuk mereka yang membawa pahala shalat, puasa, dan berbagai ibadah yang lain, sekaligus juga membawa dosa yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Yaitu mereka yang berbuat zalim kepada orang lain dan belum sempat meminta maaf atau kerelaan darinya sampai ajal tiba. Merekalah orang yang bangkrut sebangkrut-bangkrutnya di akhirat kelak. Pahala mereka akan diambil dan diberikan kepada orang-orang yang mereka zalimi. Jika tidak cukup, maka dosa-dosa orang yang mereka zhalimi akan diambil dan ditimpakan kepada mereka lalu mereka dilemparkan ke api neraka. Na’udzu billahi min dzalik. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أما بعد فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ وَصَلِّ اللهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرْتَنَا، فَقُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

Semogahari raya Idul Fitri ini menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik, semakin peduli, semakin indah, cinta damai dan semakin rukun. Aamin. بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم بفهمه إنه هو البر الرحيم Khutbah Kedua

We will keep fighting for all libraries - stand with us! Internet Archive logo A line drawing of the Internet Archive headquarters building façade. Upload icon An illustration of a horizontal line over an up pointing arrow. Upload User icon An illustration of a person's head and chest. Sign up Log in Internet Archive Audio Live Music Archive Librivox Free Audio Featured All Audio This Just In Grateful Dead Netlabels Old Time Radio 78 RPMs and Cylinder Recordings Top Audio Books & Poetry Computers, Technology and Science Music, Arts & Culture News & Public Affairs Spirituality & Religion Podcasts Radio News Archive Images Metropolitan Museum Cleveland Museum of Art Featured All Images This Just In Flickr Commons Occupy Wall Street Flickr Cover Art USGS Maps Top NASA Images Solar System Collection Ames Research Center Software Internet Arcade Console Living Room Featured All Software This Just In Old School Emulation MS-DOS Games Historical Software Classic PC Games Software Library Top Kodi Archive and Support File Vintage Software APK MS-DOS CD-ROM Software CD-ROM Software Library Software Sites Tucows Software Library Shareware CD-ROMs Software Capsules Compilation CD-ROM Images ZX Spectrum DOOM Level CD Books Books to Borrow Open Library Featured All Books All Texts This Just In Smithsonian Libraries FEDLINK US Genealogy Lincoln Collection Top American Libraries Canadian Libraries Universal Library Project Gutenberg Children's Library Biodiversity Heritage Library Books by Language Additional Collections Video TV News Understanding 9/11 Featured All Video This Just In Prelinger Archives Democracy Now! Occupy Wall Street TV NSA Clip Library Top Animation & Cartoons Arts & Music Computers & Technology Cultural & Academic Films Ephemeral Films Movies News & Public Affairs Spirituality & Religion Sports Videos Television Videogame Videos Vlogs Youth Media Search the history of over 815 billion web pages on the Internet. Search the Wayback Machine Search icon An illustration of a magnifying glass. Mobile Apps Wayback Machine iOS Wayback Machine Android Browser Extensions Chrome Firefox Safari Edge Archive-It Subscription Explore the Collections Learn More Build Collections Save Page Now Capture a web page as it appears now for use as a trusted citation in the future. Please enter a valid web address AboutBlogProjectsHelpDonateContactJobsVolunteerPeople About Blog Projects Help Donate Donate icon An illustration of a heart shape Contact Jobs Volunteer People Files for khutbah-idul-fitri-madura Name Last modified Size Go to parent directory Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1455 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1503 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1504 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1503 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1503 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1503 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1504 Khutbah Idul Fitri View Contents 20-Apr-2023 1457 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1504 Khutbah Idul Fitri 20-Apr-2023 1504 20-Apr-2023 1504 k 20-Apr-2023 1504 20-Apr-2023 1504 20-Apr-2023 1456 20-Apr-2023 1504

SEPUTARLAMPUNGCOM - Contoh Khutbah Idul Fitri 2022 dalam Bahasa Madura sudah tersedia di akhir artikel ini dengan tema Bulan Ramadhan 1443 H sebagai Jembatan Ampunan Allah SWT.. Materi Khutbah Idul Fitri 2022 diulas secara singkat, mudah dipahami, dan tersedia berbagai dalam berbagai bahasa, salah satunya dalam bahasa Madura.. Lebaran menjadi momentum memperkuat persaudaraan atau solidaritas

Khutbah Berbahasa Madura Iedul Fitri Tahun 1440 H - Guru Jugan. Bismillahirrahmanirrahim pada kesempatan kali ini Guru Jugan men-share teks khutbah Iedul Fitri Tahun 1440 H dengan tema mewujudkan Takwa yang Sempurna. AWUJUDEGI TAQWA SE PAREPORNA السلام عليكم و رحمة الله و بركاته الله أكبر 3 xالله أكبر 3 xالله أكبر 3 x اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا،وَالْحَمْدُلله كَثِيْرًا،وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ،صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَر ُوَللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُللهِ الًّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحَسَنُ عَمَلاَ، وَ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَاعَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. أَشْهَدُأَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، الَّذِيْ أَوْضَحَ الطَّرِيْقَ لِلطَّالِبِيْنَ، وَ سَهَلَ مَنْهَجَ السَّعَادَةِ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِالأَمِيْنَ وَاْلإِمَامُ ِللْمُتَّقِيْنَ. صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. Amma ba’du AlLâhu akbar 3x, wa lilLâhil hamd... Jama’ah kaom Musliminin rahimakumulLâh... Tabir, tahlil, tahmid. Ta potos-potos elafadzagi deri sadeje lesan epon kaom muslimin. Mangetter de ka dede, asambung ka ate, asoara e langgi' tor nancep ka bumi. Kalaben ate se khoso', esto tor ikhlas. Sadeje kaom muslimin, tamaso’ beden kaule sadeje e kadinto tempat, sami-sami asempo, asojud, nondu tor mamabe delem de’ Ajunan epon Dzat se Maha socce, manyettong delem alafadzagi poji sokkor de Guste Pangeran sadeje epon manussa. Taanyo delem pangagungan de Dzat se Maha Tenggi, enggi kadinto Allah Rabbul Izzati. Maasyiral Musliminin rahimakumulLâh... Ramadhan ampon edinggelagi beden kaule sadeje, Iedul Fitri kadinto nyemma, are tellasan ampon nyapa, poasa agente sareng buka. Se akare saesto epon enggi kadinto namong Taqwallah. Ta mabi abeli de cellot dusa, sakadinto esto epon beden kaule sadeje sapanstes epon lastarena bulan poasa. Jamaah kaom Musliminin rahimakumulLâh... Iedul Fitri e taon samangken kadinto beden kaule sadeje sami-sami araya'agi e saat bengsa kadinto delem kabedeen kateben sareng samacemma ujian. Para elit politik laggi’ epasibuk sareng parsaengan tor parsalesean. Langkong nyata hasrat tor napso kaangguy saleng arebbu’ kapongebe'an otabe epon sopaja ta gegger kakoasaan epon, kadereka'an abe abe dibik’ epon, pangaterro deri settong jamaah tor kapentingan partai, seggut langkong epenting'agi. Saleng sentok arebbu korse, sadeje se adesar kapentingan ponapa bisaos siap ekorbanagi, kantos siap ngorbanagi pasera bisaos, kangguy jabatan tor kakoasaan, padahal jabatan tor kakoasaan saonggu epon namong amanah se bisa akonco’ kasta, tanto epon e are balessen pagi’. Saka’dinto jugen debu epon Kanjeng Nabi Muhammad SAW إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَ سَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ Onggu-onggu panjenengan sadeje sanget tenggi napso epon de’ka kakoasaan, seddeng kakoasaan ka’dinto manabi ta’ e jelenagi kalaben amanah bekal deddi kasta e are keyamat. HR al-Bukhari. Ma’asyiral Musliminin rahimakumulLâh... E saat se sami, nasib rakyat ros-terosan delem kabede'en ekaloppae. Delem hal ekonomi msal epon, kamiskenan langkong terros kadeddiyen. Jumla pangangguran langkong tenggi, arge-arge kabutoan poko’ sajen tambe larang, otang nagere jugen sajen atambe, jugen samacemma parkara ekonomi tor laen-laen epon. Se langkong mamarengis para rabu, sadeje kamalaraden epon rakyat kadinto kadaddiyen e bekto bennyak epon kasogian alam e nagere kadinto. Sabab epon sabagian benyya kasogian nagere kadinto ampon ekoasae sareng oreng loar negri, swasta tor e kaandik sareng oreng- sa'orengan. Sabagiyen benyya rakyat-se langkong bennya kaom muslim epon- e nagere kadinto, namong bisa ngikke’ geriki epon. Delem parkara sosial, rakyat ros-terrosan epaposang, sala settong epon akibat deri "pesta demokrasi" se ka’dimma taon samangken kadinto eyakini benyya ebernae sareng karocean e sadeje tempat, pesta 5 taonan kadinto jugen ngasellagi benyya epon kadeddiyen seddi, akadi benyya epon se adinggel dunnya atosan petugas pemilu, jugen sampe’ deddi sabeb karosoan se mondut poloan korban ecapopelor tajem tor tengka kakerrasan. E saat-saat se sami jugen, kriminalisasi de ulama tor tokoh umat langkong teros tamba deddi, dakwah jugen segut elang-lang, ajeren Islam akadi Syariah tor Khilafah ros-terrosan ebedi settong hal se matao', oreng-oreng se hijrah malah jugen ecurigae. E bidang hokom, masodek kaadilen akadi majegee bennang bacca, nyata sanget malarat, asabab hokom epon ampon tompol ka attas tape tajem ka bebe. Rassa sami e ade epon hokom akadi bereng se larang. Namong ekaandi oreng-oreng se ngagungi 'pangkat tor dunnya se sanget benyya, benni kaangguy rakyat keni, asabab oreng-oreng keni kadinto aropaagi oreng-oreng se bede delem posisi kala. AlLâhu Akbar 3x, wa lilLâhil hamd, Jama’ah kaom Muslimin rahimakumulLah... E loar nagri, kabedeen kaom muslimin jeu langkong sarah, Syuriah terros benjir dere polaepon kabengngisan rezim Nushairiyah se pelka’ dere, se ebento sareng nagere-nagere kaper panjeje. Kalaben amanfaatagi ISIS se secara sepihak ko-ngako minangka Khilafah. Palestina jugen kateben kasossaan, sae e Tepi Barat otabe epon e Jalur Gaza. Kaom ebu benyya se eseksa, na-kana’ keni se ta ngagungi dusah benyya se ekaniaje. Deri hal kadinto ta kaoladen settong nagere tor muslimin se soddi abillei, kajebe epon sakader apidato salpak se ta agendu makna. Rohingya ta kalebat jugen, seka’dimma kaom muslimin e kakdissa teros elang-lang malah ebantai kalaben kejjem sareng rezim budde se ta geduwen ate. Sabagian laen epon etondung de nagere-nagere laen akadi ta ngagungi kapardulian rassa neser sanajjen sakoni’. Sakadinto jugen muslim Uyghur, nasib epon akadi ta perna pojur saengga epon kantos samangken benyya kaom muslimin se e pate'e, eseksa tor ekorong. Akadi odi’ e penjara se raje kalaben panggalian bengngis para sipir se nyeksa kalaben kejjem tor tege. Yaman jugen ta lopot kateben kakorangan de'eren, se ka’dimma benyya nak-kanak kenik kalaparan, benyya jugen se arassaagi odi ta perna aman, asabab segut kateben konflik tor paperrangan. Maasyiral Musliminin rahimakumulLâh... Alhasil, kaom muslimin sae e nagere kadinto otabe epon e nagere se laen laggi’ delem kabedeen tasese, tapenggir tor kala e sadeje kabedeen. Kabedeen kadinto tanto ta sami kalaben kanyata'an epon, enggi kadinto sabben taon kaom musliminin atellasan Iedul Fitri kalaben senneng. Asabab kadiya se enyataagi sareng sabagiyenn ulama, "Iedul Fitri kadinto arpoaagi are kamenangan. Menang alaben hawa nafso, menang amoso setan, menang amoso sadeje kacontrungan tor tengka se nyimpang, menang delem anegga'agi ka'adilan, menang amoso sadeje kadzaliman, mala jugen menang amoso ramo-ramo epon kakufuran. Kadinto se beden kaule sadeje kaonengi delem riwayat akadi perrang Badar, Fathu Mekkah tor laen-laen epon". Are tellasan se possa' kalaben kamenangan akadi kadinto se sapantes epon kodu eraya'agi. Allah SWT adebu وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ 4 بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ 5 E are ka’dinto, oreng-oreng mukmin pade arassa perak karana kengeng petolong deri Ajunan Epon Allah SWT. Allah nolong pasera bisaos se ekasokani. Kadnto Allah SWT Se Maha Kowat tor Maha Belles Ase. QS ar-Rum [30] 4. AlLâhu Akbar 3x, wa lilLâhil hamd, Jamaah kaom Muslimin rahimakumulLah... Delem hal laen, saonggu epon Iedul Fitri langkong sae eraya'agi sareng mukmin se poasa epon anglaheragi taqwa, tanto benni taqwa se ta-kanta, sakader pole epon terro kaoleden begus, minangka ngaolle pangkat tor kakoasaan. Namong tanto epon se emaksod enggi kadinto taqwa se atambe samporna, taqwa se ros-terrosan e sampornaagi, taqwa se saleres-leres epon haqqo tuqotih akadiya se edebuwegi sareng Allah SWT delem QS Ali Imran [3] ayat 102. Sabegiyen ulama anyataagiلَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ وَ لَكِنَ الْعِيْدَ لِمَنْ تَقْوَاهُ يَزِيْدُ Tellasan ka’dinto benni namong monggu oreng se arasogen anyar. Namong saonggu epon tellasan kadinto monggu oreng se kataqwa-an epon terros atambe. Maasyiral Musliminin rahimakumulLâh... Sala settong pangartean taqwa enyataagi sareng Imam al-Hasan, akadi se epondut sareng Imam ath-Thabari delem tafser epon, "kaom se taqwa enggi kadinto kaom se alanggengagi rassa pangatako kobeter sampe’ gegger de ponapa bisaos se ampon eharamagi sareng Allah SWT tor alaksanaagi ponapa bisaos se ampon e wejibegi". Al-Quran ampon benyya apareng tande oreng-oreng se taqwa, Sapanika jugen delem Al-Hadits. Sakadinto jugen se enyataagi sareng para sahabet tor jugen benyya para ulama salafus shaleh. Menorot Imam Ali Ra misal epon se ekotep delem ketab "Dalîl al-Wazh ilâ Adillah al-Mawâizh 1/546" tor "Subul al-Hudâ wa ar-Rasyad 1/421", seemaksod saeng taqwa kadintoاَلْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ، وَ الْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَ الْقَنَاعَةُ بِالْقَلِيْلِ، وَ الإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ Rassah pangata’ok de' Ajunan Epon Allah SWT Se Maha Agung, ngamalagi Al-Quran se ampon e toronagi, narema kalaben parkara se sakoni’, tor nyiap'agi sango kaangguy ngadebi are papalemanan de akherat pagi’. Pramela deri kadinto, taqwa agendu empa' parkara Kapeng settong Al-Khawf min al-Jalîl, enggi kadinto ngagungi rassa pangatako’ de' Ajunan Epon Allah. Oreng se taqwa tanto epon alanggengagi rassah te-ngate delem araksa oddi karana tako’ sampe gegger de sadeje parkara se haram. Asabeb sadeje kaharaman se elakoni paste abuwe dusa, kadinto se ekatako manabi tamaso’ oreng-oreng se taqwa. Salastare epon bulen poasa aromasa tako’ de bendu epon Allah SWT tor teros rassa kadinto katamen de abe dibi epon kaom muslimin, maka pantes arassa bunga e are tellasan, sabeb akadi debu sabagian ulama Laysa al-îd li man labisa al-jadîd, innama al-îd li man ittaqa al-waî Are tellasan benni namong kaangguy oreng se arasogen anyar. Namong tellasan kadinto monggu oreng se tako’ de bendu epon Allah SWT. Sakadinto jugen Allah SWT negesagi وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا Oreng-oreng se ros-terrosan ngarep Rahmat Epon Allah tor tako’ de’ adzab se bekal e tebeagi sareng Allah. Onggu-onggu adzab epon Allah ka’dinto settong parkara se kodu ekatako'e. QS al-Isra [17] 57. Ananging e saat-saat are samangken, beden kaule sadeje nyakseni rassa pangataok de azab epon Allah SWT akadi ampon elang e delem abe e dibi’ kaom musliminin kadinto. Bukte epon akadi benyya kaom muslimin se ta poron adinggelagi kalecegen. Alo-tolo kalaben benyya ngalakoni dusa. Benyya se tetep nerrossagi tengka-tengka jube'. Misal epon apekoko delem usaha ta nyingla deri kakoasaan tor kaponggeabeen kalaben samacem epon cara ta ngoladi halal haram epon. Tamaso’ kalaben cara-cara roce tor possa' kalaben benyyaepon kadeddiyen se e kabey-gebey. Sakadinto ihwal epon, akadi poasa ta alampat de abe dibi epon sanajjan sakoni’ saos, e delem akkal tor pekkeran epon, sakadinto delem parasaan epon, sakadinto jugen oreng kadinto ta atambe kataatan epon, tor ta atamba rassa pangatakoepon. Se bede mala sajen atambe sombong e Ajunan Epon Allah Azza wa Jalla. Padehal Allah SWT ampon langkong abit ngajak de beden kaule sadejeوَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ Paceppet panjenengan sadeje kaangguy ngaolle pangapora epon Allah tor soarge se loas epon akadi loas epon langgi' tor bumi se e sadiyeagi kaangguy oreng-oreng se sami taqwa. QS Ali Imran [3] 133. Maasyiral Musliminin rahimakumulLâh... Kapeng duwe' "Al-Amal bi at-Tanzîl", enggi kadinto ngamalagi sadeje esse epon Al-Quran se ampon etoronagi sareng Allah SWT, tanto epon kalaben ngalastareyagi sadeje hokom Epon. Kalaben alaksanaagi tor ngalastareyagi sadeje syareat epon kalaben kaffah, se kadimma palaksanaan syareat kalaben kaffah kadinto namong bisa ewujudagi kalaben paranta kakoasaan se ngalastareyagi atoran kapamarentaan Islam. Atoran se kasebut sareng para ulama kalaben Khilafah Ar-Rasyidah. Kapeng tello' Al-Qanâah bi al-qalîl, enggi kadinto alanggengagi rassa poas tor ride' kalaben papareng se sakoni. Qana'ah bekal anglaheragi tengka zuhud de dunnya, zuhud de dunnya bekal anglaheragi tengka waro' se bekal alampaagi tengka te-ngate de bereng-bereng dusa. Ananging seddi, e saat samangken kadinto beden kaule sadeje nyakseni sanget benyya oreng ta namong adinggalagi qana'ah kalaben papareng se sakoni, mala kadeddiyen epon justru ta qana'ah kalaben se benyya. Oreng-oreng sogi ros-terrosan delem kabedeen nompo’ dunnya sanajjen kalaben cara-cara se alanggar agema, sanget benyya ponggebe kalaben geji tenggi namong tetep korupsi, sanget benyya pangoasa se ta anggeduwen prestasi tugas se maste akatekka, namong tetep anapso kaangguy epele pole, hal kadinto onggu-onggu ngalakoni usaha kerras sopaja ta nyingla deri kakoasaan kalaben samacemma cara se ta parduli sanajjan epon alanggar katantoan norma tor agema. Kapeng empa' "Isti’dâd[an] li yawm ar-rahîl", nyiapagi sango kaangguy ngadebi are keyamat. Akadiyah se ampon e ekaoningi, rabu epon are keyamat ka’dinto benni hal se abit, rabu epon sanget semma', akadi rabu epon are laggu’ epon. Allah SWT adebuيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Hey oreng-oreng se sami iman, tako'a panjenengan sadeje de’ Allah tor sadeje abe’ epon oreng ngoladi ponapa se ampon kalampan kaangguy are laggu epon are keyamat. Takoah panjenengan sadeje de Allah. Saonggu epon Allah Maha Ngoladi sadeje se panjenengan sadeje lakoni. QS al-Hasyr [59] 18. Menorot Imam ath-Thabari tor mufasser laen epon se emaksod sareng "are laggu" delem ayat se kasebut ta laen arte epon enggi kadinto are keyamat. Sango paleng sae kaangguy ngadebi are keyamat sobung laen enggi kadinto Taqwa. AlLâhu Akbar 3x, wa lilLâhil hamd, Jamaah kaom Muslimin rahimakumulLah... Taqwa tanto epon kodu e wujudegi tor ta namong awujud delem oreng-sa'orengan saos, namong jugen delem masyarakat tor nagere. Hal kadinto se esebut sareng "kataqwaan ajama'ah". Kataqwaan jama'iy kadinto namong mungkin bisa awujud delem tataan nagere se ngalaksanagi Syareat Islam kalaben kaffah. Tata'an nagere kadinto sobung laen asma epon kajabe epon Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwah. Khilafah kadinto se ampon kalampan sareng Khulafaur Rasyidin dimin ridwânulLâh alayhim. Menorot Imam Ibnu Hajar al-Haitami delem ketab epon Ash-Shawâiq al-Muhriqah hlm. 7, kawejiben ngadegagi Khilafah kadinto mala ampon deddi ijma sahabet. Menorot Imam Al-Ghazali delem ketab epon Al-Mustashfâ 1/14, "ijma’ sahabet kadinto ta bisa enasakh e kosot otaba epon e bettalagi. Salaen epon wejib, bekal abeli epon Khilafah kadinto aropaagi jenji epon Allah SWT tor kaber bunga Bisyaroh Rasulullah SAW. Akadi debu eponثُمّ سَتَكُوْنُ خِلاَفَةًعَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ Pas e bingkeng are e akher jeman bekal bede nagere Khilafah kalaben manhaj kaNabbiyen. HR Ahmad. Insyaallah, masa se molja ka’dinto kalaben cepet bekal tebe. AlLâhu Akbar 3x, wa lilLâhil hamd, Jamaah kaom Muslimin rahimakumulLah... Se keng bingkeng, ngireng beden kaule sadeje samiyah adu'a de’ ajunan epon Allah SWT. Amunajat kalaben areben se sanget, moge-moge Allah SWT ngabbulagiye du'a-du'a beden kaule sadeje. Aamin Allaahumma Aamiin. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَ ذُرِّيَاتِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اللهُمَّ يَا وَلِيَّ المُؤْمِنِينَ، وَنَاصِرَ المُسْتَضْعَفِيْنَ، وَقَاصِمَ الجَبَّارِيْنَ وَالمُجْرِمِينَ. يَا عَزِيْزُ يَا جَبَّارُ، يَا قَادِرُ يَا مُقْتَدِرُ، يَا مَنْ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورْ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الحُسْنَى وَصِفَاتِك العُلْيَا، نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكْ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكْ يَا قَيُّومَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْض، يَا ذَا العَرْشِ المَجِيْدِ وَفَعَّالاً لِمَا تُرِيْدْ. اللّهُمَّ إِنَّا نَعْمَلُ لِإِقَامَةِ الخِلَافَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيَّكَ، اِسْتِعَادَةَ لِسُلْطَانِ دِيْنِكَ، إِذْ عَلِمْنَا أَنَّهُ لَا تَطْبِيْقَ لِدِيْنِكَ وَلِشَرِيْعَتِكَ كَافَةً إِلّاَ بِالسُّلْطَانِ، فَابْتَغَيْنَا السُّلْطَانَ، كَمَا ابْتَغَى ذَلِكَ رَسُوْلُكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَطَلَبْنَاهُ مِنْكَ كَمَا طَلَبَهُ مِنْكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،إِذْ أَمَرْتَهُ فِي كِتَابِكَ وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا. اللّهُمَّ إِنَّا نَعْمَلُ لِإِقَامَةِ الخِلَافَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيَّكَ ، مُتَيَقِّنِيْنَ بِوَعْدِكَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ عَلَيْنَا مِنْ إِقَامَتِهَا، حَيْثُ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ، َوَمُسْتَقْبِلِيْنَ لِبُشْرَى رَسُولِكَ الَّتِي جَزِمَتْ لَنَا عَوْدَتَهَا، حَيْثُ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ.. اللَّهُمَّ إِنَّ أَعْدَاءَ هَذِهِ الدَّعْوَةِ مِنَ الكُفَّارِ وَالمُنَافِقِيْنَ وَحُكّاَمِ بِلَادِ المُسْلِمِينَ عَامَّةً وَ حُكاَّمِ إِندُونِيسِيَا خَاصَّةً، قَدِ اعْتَدُّوا رِسَالَتَكَ جَرِيمَةً وَدَوْلَةَ نَبِيَّكَ جِنَايَةً. اللهُمَّ فَهِمْهُمْ إِنْ جَهِلُوا عَلَى أَنَّهَا هُدًى وَرَحْمَةً، وَذَكِّرْهُمْ إِنْ نَسُوا مِمَّا حَقَّقَتْهَا دَوْلَةُ الإِسْلَامِ لِلْبَشَرِيَّةِ مِنْ سَعَادَةٍ وَرَفَاهِيَةٍ، وَأَهْلِكْهُمْ إِنَ كَانَ سَبَبُ عُدْوَانِهِمْ مُعَانَدَةً وَمُكَابَرَةً. اللَّهُمّ فَكُنْ لَنَا خَيرَ مُعيِنٍ، يَا ربَّ العَالمَيِنَ، وَكُنْ لَنَا وَليّاً وَنَصِيراً وَحَامِياً وَمُغِيثاً، يَا رَبَّ العَالمَيِن. اللَّهُمّ لاَ مَنْجَى وَلاَ مَلْجَأَ مِنْكَ إِلاَّ إِلَيكَ، يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِينَ. اللَّهُمّ إِلَيكَ نَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِنَا وَقِلَّةَ حِيْلَتِنَا وَهَوَانِنَا عَلى النَّاسِ، يَا أَرْحمَ الرَّاحِمين، أَنْتَ رَبُّ المُسْتَضْعَفيِنَ، وَأَنْتَ ربُّنا، اللَّهمَّ إِلَى مَنْ تَكِلُناَ؟ إَلَى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُّنَا أَمْ إِلَى عَدُوٍ مَلَّكْتَهُ أَمْرَناَ؟ اللَّهُمّ إِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ عَليَنْاَ غَضَبٌ فَلاَ نُبَالِي، وَلَكِنْ عَافِيَتُكَ هِيَ أَوْسَعُ لَنَا. نَعُوذُ بَنُورِ وَجْهِكَ الّذيْ أَشْرَقَتْ لَه الظُّلُماَتُ، وَصَلُحَ عَلَيهِ أَمْرُ الدُنيَا وَالآخرَةِ مِنْ أَن تُنْزِلَ بِنَا غَضَبَكَ، أَوْ تُحِلَّ عَلَينَا سَخَطَكَ، لَكَ العُتبَى حَتَّى تَرضَى، وَلَا حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، يَا ربَّ العّالمين وَيَا نَاصِرَ المُسْتَضْعَفِين. اللَّهُمَّ امْنُنْ عَلَيْنَا بِنَصْرٍ عَزِيْزٍ مُؤَزَّرٍ مِنْ عِنْدِكْ، يُعَزُّ فِيْهِ أَوْلِيَاؤُكْ، وَيُذَلُّ فِيْهِ أَعْدَاؤُكْ، وَيُفْرَحُ المُؤْمِنُونَ بِنَصْرِكْ، وَتُشْفَى صُدُوْرُ قَوْمٍ مُؤْمِنِين،يَا نَاصِرَ المُؤْمِنِين، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
KhutbahBerbahasa Madura Iedul Fitri Tahun 1440 H Guru Jugan . عيد الفطر Īdul-Fiṭr adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Teks khutbah idul fitri arab. Belajar Khutbah Idul Fitri di Rumah Disertai Teks Arab-Latin Mudah dan Ringkas Cocok Untuk Pemula Play Video Download. Dimana banyak
.
  • 22jidb8i09.pages.dev/15
  • 22jidb8i09.pages.dev/279
  • 22jidb8i09.pages.dev/170
  • 22jidb8i09.pages.dev/110
  • 22jidb8i09.pages.dev/318
  • 22jidb8i09.pages.dev/296
  • 22jidb8i09.pages.dev/9
  • 22jidb8i09.pages.dev/365
  • 22jidb8i09.pages.dev/375
  • khutbah idul fitri madura